Istilah
munculnya konsep IPS
1. Pertama
kali muncul dalam seminar nasional tentang civic Education tahun 1972 di Tawangmangu Solo, menurut Winata Putra,
1978:42 ada 3 istilah digunakan yaitu pengetahuan sosial, studi sosial, dan
ilmu pengetahuan sosial
2. Konsep
IPS masuk ke dalam dunia persekolahan pada tahun 1972-1973, yakni dalam
kurikulum proyek perintis sekolah pembangunan (PPSP) IKIP Bandung. Dalam
kurikulum SD 8 tahun PPSP digunakan istilah Pendidikan Kewarganegaraan/Studi
Sosial sebagai mata-mata pelajaran sosial terpadu yang didalamnya mencakup
(sejarah Indonesia, Ilmu Bumi Indonesia, dan civic yang diartikan sebagai
pengetahuan kewaraga megaraan Indonesia)
Perbedaan IPS denagan Pendidikan IPS (PIPS)
1. IPS
adalah salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan
Dasar dan Menengah.
2. Pendidkan
IPS (PIPS) menurut Prof. Nurman Sumantri istilah ini adalah penegasan dan
akibat dari istilah IPS-IPA saja agar bisa dibedakan dengan pendidikan pada
tingkat Universitas.
Ilmu-ilmu
sosial
1. Berbeda
dengan IPS (social studies), istilah ilmu-ilmu sosial (IIS) adalah terjemahan
dari social sciences (ilmu alam). Ilmu-ilmu alam mempunyai tiga bagian disiplin
ilmu utama yang meliputi biologi, fisika dan kimia. Sementara humanis terdiri ,
antara lain sejarah dan sastra.
2. Semua
bidang keilmuan dan humaniora ini berakar pada suatu bidang yang disebut
filsafat, setiap disiplin ilmu mempunyai filsafatnya masing-masing yang pada
akhirnya semua disiplin ilmu itu berhubungan pada ajaran agama.
Pengertian
pendidikan IPS dari berbagai tokoh
1. Pemendiknas
no.22 tahun 2006 menyebutkan bahwa pembelajaran IPS adalah perpaduan dari
berbagai disiplin ilmu sosial seperti sosiologi, geografi, ekonomi dan sejarah.
2. Dr.
Nursid Sumaatmajda Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu mata pelajaran
yang kajiannya fokus pada seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi
yang berkaitan dengan isu sosial.
3. Somantri
dalam (sapriya, 2008:9) pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari
disiplin ilmu-ilmu social dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk
tujuan pendidikan.
Pengertian
pendidikan IPS dalam konteks Indonesia
1. Gagasan
IPS di Indonesia banyak mengadopsi dan mengadaptasi dari sejumlah pemikiran
perkembangan social studies yang terjadi diluar negeri terutama pada NCSS
2. Pengertian
pendidikan IPS yang pertama berlaku untuk pendidkan Dasar dan Menengah
sedangkan yang kedua berlaku untuk PT. Penyederhanaan untuk pendidikan Dasar
dan Menengah, dan seleksi untuk perguruan Tinggi.
Landasan PIPS
1. Landasan
Fisiologis
Memberikan gagasan pemikiran
mendasar yang digunakan untuk menentukan obyek kajian dan dimensi pengembangan
PIPS.
2. Landasan
Ideologis
Sebagai sistem gagasan mendasar
untuk memberi pertimbangan dan menjawab pertanyaan.
3. Landasan
kemanusiaan
Memberikan sistem gagasan
mendasar untuk menentukan kaarakteristik ideal manusia sebagai sasaran proses
pendidikan
4. Landasan
Politik
Memberikan gagasan mendasar untuk
menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dan dari PIPS.
5. Landasan
sosiologis
Memberikan sistem gagasan
mendasar untuk menentukan cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuasaan,
aspirasi serta pola kehidupan masa depan melalui interaksi sosial yang akan
membangun teori-teori PIPS sebagai disiplin ilmu.
6. Landasan
antropologis
Memberikan sistem gagasan
mendasar dalam menentukan pola, sistem dan struktur pendidikan disiplin ilmu
sehingga relevan dengan sistem dan stuktur perilaku manusia yang kompleks.
7. Landasan
psikologis
Memberikan sistem gagasan
mendasar untuk menentukan cara PIPS membangun stuktur tubuh disiplin
pengetahuannya, baik tataran personal maupun komunal.
8. Landasan
religius
Memberikan sistem gagasan
mendasar tentang nilai-nilai, norma, etika dan moral yang menjadi jiwa yang
melandasi keseluruhan PIPS, khususnya pendidikan di Indonesia.
Dimensi (ruang lingkup) dan struktur
pendidikan IPS
1. Dimensi
knowledge (pengetahuan)
Pengetahuan
dapat diperoleh melalui pengalaman, perasaan, dan hubungan diantara
intelektual/cara berfikir di dalam keberadaan lingkungan siswa, serta
pembangunan rasa emosional diri siswa. Pengetahuan yang dipilih oleh seorang
guru dapat berupa ide/pikiran, prinsip hidup, konsep, serta informasi dari sejumlah
pengetahuan yang relevan dengan topik pembelajaran. Secara konseptual
pengetahuan mencakup:
a. Fakta
adalah data yang spesifiktentang peristiwa, obyek, orang dan hal-hal yang
terjadi (peristiwa)
b. Konsep
adalah kata-kata atau frase yang mengelompok, berkategori, dan memberi arti
terhadap kelompok fakta yang berkaitan.
c. Generalisasi
adalah suatu pernyataan dari dua atau lebih konsep yang saling terkait.
2. Dimensi
keterampilan (skills)
Kecakapan mengelolah dan
menerapkan informasi merupakan keterampilan yang sangat penting untuk
mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang mampu berpartisipasi secara cerdas
dalam masyarakat demokratis. Oleh karena itu, dalam buku NCSS diuraikan
sejumlah keterampilan yang diperlukan dalam proses pembelajaran yaitu:
a. Keterampilan
meneliti (acquiring information and manipulating data)
Pendidikan
IPS harus di desain untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca, belajar,
serta mencari informasi dengan menggunakan teknik metode ilmu sosial, serta
kemampuan menggunakan komputer dan alat elektronik lainnya.
Secara
umum penelitian mencakup sejumlah aktivitas sebagai berikut: mengidentifikasi
dan mengungkapkan masalah atau isu, mengumpulkan dan mengolah data, menafsirkan
data, menganalisis data, menilai bukti-bukti yang ditentukan, menyimpulkan,
menerapkan hasil temuan dan konteks yang berbeda, dan membuat pertimbangan
nilai.
b. Keterampilan
berkomunikasi (developing and presenting policies, argument, and stiries)
Keterampilan
berkomunikasi merupakan aspek yang penting dari pendekatan pembelajaran IPS
khususnya dalam inkuiri sosial. Para guru harus mendorong kemmpuan siswa untuk
menulis, mengklasifikasi, menginterpretasi, menganalisis, merangkum,
mengevaluasi dan mempresentasikan informasi dengan alasan-alasan yang baik demi
mendukung pengambilan keputusan diantara kehidupan individu dan sosial.
c. Keterampilan
berpikir (constructing new knowledge)
Kemampuan
berpikir dapat dilakukan dengan mendesain pembelajaran yang mendorong kemampuan
siswa untuk memahami konsep/kategori informasi, hubungan dari sebab akibat,
membedakan antara informasi dan pendapat, dan mengembangkan suatu cerita baru,
model, gambar atau menambahkan pemahaman ide siswa dalam sebuah penelitian sosial.
Beberapa
keterampilan berpikir yang perlu dikembangkan seorang guru untuk siswanya
yaitu: mengkaji dan menilai data secara kritis, merencanakan, marumuskan faktor
sebab dan akibat, memprediksi hasil dari sesuatu kegiatan atau peristiwa,
menyarankan apa yang akan ditimbulkan dari suatu paristiwa atau perbuatan,
curah pendapat (brainstorming), berspekulasi tentang masa depan, menyarankan
berbagai solusi alternatif dan mengajukan pendapat dan perspektif yang berbeda.
d. Keterampilan
partisipasi sosial (participating groups)
Pembelajaran
yang mendorong kemampuan siswa untuk membuat alasan pribadi di dalam kelompok,
selalu mengingat tenggang rasa di dalam kelompok, berpartisipasi dalam proses
negosiasi konflik dan menjaga posisi individu dalam kelompok.
Beberapa
keteramilan partisipasi sosial yang perlu dibelajarkan oleh guru yaitu:
mengidentifikasi akibat dari perbuatan dan pengaruh ucapan terhadap orang lain,
menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada orang lain, berbuat efektif
sebagai anggota kelompok, mengambil berbagai peran kelompok, menerima kritik
dan saran, dan menyesuaikan kemampuan dengan tugas yang harus diselesaikan.
3. Dimensi
nilai dan sikap (values and attitudes)
Seperangkat
keyakinan atau prisip perilaku yang telah mempribadi dalam diri seseorang atau
kelompok masyarakat tertentu yang terungkap ketika berpikir atau bertindak.
Nilai dapat dibedakan atas nilai
substantive dan nilai prosedural
a. Nilai
subtantive adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan umumnya
hasil belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan informasi semata.
b. Nilai
prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai toleransi,
kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai pendapat orang lai.
4. Dimensi
tindakan (action)
Tindakan
sosial merupakan dimensi PIPS yang penting karena tindakan dapat memungkinkan
siswa menjadi peserta didik yang aktif.
Dimensi tindakan sosial untuk
pmbelajaran IPS meliputi 3 model aktifitas yaitu:
a. Percontohan
kegiatan dalam memecahkan masalah di kelas seperti cara bernegosiasi dan
bekerja sama.
b. Berkomunikasi
dengan anggota masyarakat yang dapat diciptakan misalnya dengan kelompok
masyarakat pecinta lingkungan.
c. Pengambilan
keputusan dapat menjadi bagian kegiatan kelas, khususnya pada saat siswa diajak
untuk melakukan inkuiri.
Kedudukan konsep Ilmu, Teknologi, dan
Masyarakat dalam Pembelajaran IPS
Kedudukan
konsep IPS yang akan banyak memengaruhi kegiatan pembelajaran IPS sehingga
setiap guru dapat memahami tiga hal dengan baik. Remy (1990) mengemukakan bahwa
pendidikan untuk warga negara yang baik sebagai salah satu tujuan dalam IPS
semakin kompleks dan sulit dicapai akibat kemajuan dalam ilmu dan teknologi.
Menurut
Remy, konsep ITM memberikan konstribusi secara langsung terhadap misi pokok
IPS, khususnya dalam mempersiapkan warga negara sebagai berikut:
1. Memehami
ilmu pengetahuan di masyarakat
2. Pengambilan
keputusan warga negara
3. Membuat
koneksi antar pengetahuan
4. Mengingatkan
generasi pada sejarah bangsa-bangsa beradab
Ide atau
pemikiran tentang konsep ITM dimasukka ke dalam pembelajaran IPS terlebih
dahulu berkembang di negara-negara Eropa (Barat) yang kemudian diadopsi oleh
Amerika Serikat. Noris Harms melalui suatu studinya “Project Synthetis” mengemukakan IPA (Science) untuk persekolahan
dengan tujuan sebagai berikut:
1.
IPA untuk
memenuhi kebutuhan individu
2.
IPA untuk
memecahkan persoalan kemasyarakan masa kini
3.
IPA untuk
membantu dalam memilih karir
4.
IPA untuk
mempersiapkan studi lanjutan
ITM
merupakan istilah yang diterapkan sebagai upaya dalam memberikan wawasan kepada
siswa secara nyata untuk mengkaji ilmu pengetahuan. Konsep ITM mencakup
keseluruhan tentang peristiwa-peristiwa kritis dalam proses pendidikan,
meliputi tujuan, kurikulum, strategi pembelajaran, evaluasi dan persiapan
penampilan guru.
Pendekatan dan srategi pembelajaran
Ilmu, Teknologi, dan Masyarakat
Phillip
Heath sebagaimana dipaparkan kembali
oleh Richart C. Remy (1990) mengemukakan tiga alternatif pendekatan atau strategi
untuk mengembangkan ITM dalam pembelajaran IPS, yaitu:
1.
Infusi ITM
kedalam mata pelajaran yang ada
2.
Perluasan mata
pelajaran yang ada
3.
Pembuatan mata
pelajaran yang baru
Karakteristik
dari program terintegrai ITM dalam IPS
yang berhasil. Menurut Heath (1990) sedikitnya ada empat kategori, yaitu:
1.
Hasilnya
dinyatakan secara jelas
2.
Mengembangkan
organisasi yang efektif
3.
Sistem dukungan
4.
Strategi
instruksional
Pendidikan
Global
Pendidan global
merupakan upaya untuk menanamkan suatu pandangan (perspektive) tentang dunia
kepada para siswa dengan memfokuskan bahwa terdapat saling keterkaitan antar
budaya, umat manusia dan kondisi planet bumi.
Tujuan
pendidikan global adalah untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang diperlukan untuk hidup secara efektif dalam dunia yang sumber daya
alamnya semakin menipis dan ditandai oleh keragaman etis, pluralisme budaya dan
semakin ketergantungan.
National
Council fot the Social Studies (NCSS, 1982) mengemukakan beberapa gejala atau
fenomena proses globalisasi sebagai berikut:
1. Adanya
evolusi dalam sistem komunikasi dan tranportasi global
2. Penggabungan
perekonomian lokal, regional dan nasional menjadi perekonomian global
3. Meningkatnya
intensitas interaksi antar nasyarakat yang nenciptakan budaya global sebagai
panduan dari budaya lokal, regional dan nasional yang beragam.
4. Munculnya
sistem nasional yang mengikis batas-batas tradisi politik internasional dan
politik nasional
5. Meningkatnya
dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem di bumi
6. Meningkatnya
kesadaran global yang menumbuhkan kesadaran akan kedudukan manusia di bumi sebagai anggota makhluk manisia, sebagai penduduk bumi dan sebagai anggota dalam
sistem global
Materi pendidikan global
Willard M. Kniep (1986) mengemukakan
bahwa isi pendidikan global dirumuskan dari realitas sejarah dan kondisi saat
ini yang menggambarkan dan menunjukkan dunia sebagai masyarakat global.
Kniep
(1986, h.437) meperkenalkan empat unsur kajian yang dianggap esensial dan
mendasar bagi pendidikan global yaitu:
1.
Kajian tentang
nilai manusia
2.
Kajian tentang
sisten global
3.
Kajian tentang
masalah-masalah dan isu-isu global
4.
Kajian tentang
sejarah hubungan dan saling ketergantungan antarorang, budaya dan bangsa
Kajian
tentang nilai manusia
Nilai-nilai yang
dianut oleh banyak orang umumnya mencerminkan sikap dan keyakinan dan dibentuk
oleh pengalamannya. Dalam pendidikan global khususnya, kita tertarik dengan
nilai-nilai manusia universal yang melampauiidentitas kelompok dan memberikan
konstribusi terhadap pandangan dunia dan perspektif kita yang unik.
1. Nilai-nilai
universal
Pada akhir abad ke-20, masyarakat
dunia telah merancang standaruniversal hubungan antar sesama manusia menurut
keragaman dalam keyakinan beragama, dalam filsafat dan ideologi. Secara
historis, hak asasi manusia merupakan jaminan hukum yang berasal dari seorang
warga bangsa tertentu. Pada tahun 1948, PBB berhasil menetapkan The Universal Declaration of Human Right yang
menegaskan bahwa seluruh umat manusia berhak atas hidup, kebebasan, pemilikan,
kesamaan, keadilan, kebebasan beragama, kebebasan berbicara, majelis perdamaian
dan perlindungan.
2. Perbedaan
nilai manusia
Perbedaan budaya merupakan
manivestasi dari adanya keragaman nilai dan perspektif diantara umat manusia.
Perbedaan ini tercermin dalam perasaan, pilihan, sikap, gaya hidup, dan
pandangan dunia tiap masyarakat.
Kajian
tentang sistem global
1. Sistem
ekonomi
Ekonomi global merupakan sisten
yang sangat komleks yang menimbulkan saling ketergantungan lebih jauh dari
sekedar hubungan sebab akibat antara konsumen dan produsen pada wilayah yang
berbeda.
Sistem ekonomi, khususnya ekonomi
kapitalistik atau pasar adalah sistem yang motf ekonominya mengutamakan
keuntungan semata.
2. Sistem
politik global
Prioritas dan kebijakan yang
diambil oleh penguasa Polit Biro negara komunis untuk rencana lima tahun
mendatang dalam industrialisasi, pertanian, atau motif ekonomi kapitalis
mempengaruhi kehidupan petani, pekerja, pemegang saham, dan para turis dinegara
non-komunis.
3. Sistem
ekologi
Planet tempat tinggal kita
merupakan bidang batuan yang mengorbit mengelilingi matahari dan melayang dalam
energi sinar menurut sistem tata surya.
4. Sistam
teknologi
Teknologi modern bukan hanya
mengubah cara hidup inividu, bekerja dan berhubungan dengan individu lain maupun
dengan lingkungan, pengaruhnya secara dramatis mengubah geopolitik, ungsi
ekonomi dunia, dan sistem ekologi global.
Kajian tentang masalah-masalah dan
isu-isu global
1. Isu-isu
perdamaian dan keamanan
Setiap
tahun negara-negara di dunia menghabiskan dana sekitar $750 billion atau
sekitar 6% GNP dunia untuk membayar persenjataan. Jumlah ini mendekati $150
perorang yang ada di bumi. Sejak perang dinia II, walaupun bukan satu negara
saja yang berperang namun telah diumumkan bahwasedikitnya 160 konflik bersenjata
telah terjadi hingga 16 juta jiwa meninggal dunia.
2. Isu-isu
pembangunan
Studi
isu-isu pembangunan memfokuskan pada sejumlah isu-isu dan masalah-masalah
sekitar pelebaran kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin di dunia dan
ketidakadilan serta penderitaan akibat dari kesenjangan.
3. Isu-isu
lingkungan
Isu-isu
lingkungan yang berkaitan dengan akibat eksploitasi sumber daya manusia dan
pengelolaan kekayaan bumi: tanah, lautan dan unsur-unsur lainnya.
4. Isu-isu
hak asai manusia
Setelah
perang dunia ke II muncul perhatian yang besar terhadap hak asasi manusia di
seluruh dunia, kepedulian ini akibat dari banyaknya kekejaman yang dilakukan
oleh manusia terhadap manusia lainnya selama peperangan. Deklarasi PBB tentang
Hak Asasi Manusia merupakan reaksi langsung terhadap peristiwa tersebut.
Kajian sejarah hubungan antarbangsa dan
saling ketergantungan
Perspektif
sejarah yang meliputi evolusi nilai-nilai kemanusiaan yang berbeda-bedadan
bersifat universal, pembangunan sejarah sistem global komtemporer, dan kondisi
secara faktor penyebab munculnya isu-isu dan masalah-masalah global saat ini
merupakan fondasi bagi pendidikan global. Sejarah dunia yang diajarkan adalah
sejarah peradaban Barat atau pengaruh Barat terhadap dunia lainnya.
Pada
umumnya, pendekatan tradisional untuk mengkaji sejarah dunia masih sedikit
mengungkap pengertian saling ketergantungan antar bangsa karena pendekatan ini
tidak menekankan pada akar sejarah dari saling ketergantungan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar