IPS

09.30 | 0 Comments



Istilah munculnya konsep IPS
1.      Pertama kali muncul dalam seminar nasional tentang civic Education tahun 1972 di     Tawangmangu Solo, menurut Winata Putra, 1978:42 ada 3 istilah digunakan yaitu pengetahuan sosial, studi sosial, dan ilmu pengetahuan sosial
2.      Konsep IPS masuk ke dalam dunia persekolahan pada tahun 1972-1973, yakni dalam kurikulum proyek perintis sekolah pembangunan (PPSP) IKIP Bandung. Dalam kurikulum SD 8 tahun PPSP digunakan istilah Pendidikan Kewarganegaraan/Studi Sosial sebagai mata-mata pelajaran sosial terpadu yang didalamnya mencakup (sejarah Indonesia, Ilmu Bumi Indonesia, dan civic yang diartikan sebagai pengetahuan kewaraga megaraan Indonesia)

Perbedaan   IPS denagan Pendidikan IPS (PIPS)
1.      IPS adalah salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan Dasar dan Menengah.   
2.      Pendidkan IPS (PIPS) menurut Prof. Nurman Sumantri istilah ini adalah penegasan dan akibat dari istilah IPS-IPA saja agar bisa dibedakan dengan pendidikan pada tingkat Universitas.

Ilmu-ilmu sosial 
1.      Berbeda dengan IPS (social studies), istilah ilmu-ilmu sosial (IIS) adalah terjemahan dari social sciences (ilmu alam). Ilmu-ilmu alam mempunyai tiga bagian disiplin ilmu utama yang meliputi biologi, fisika dan kimia. Sementara humanis terdiri , antara lain sejarah dan sastra.
2.      Semua bidang keilmuan dan humaniora ini berakar pada suatu bidang yang disebut filsafat, setiap disiplin ilmu mempunyai filsafatnya masing-masing yang pada akhirnya semua disiplin ilmu itu berhubungan pada ajaran agama.


Pengertian pendidikan IPS dari berbagai tokoh
1.      Pemendiknas no.22 tahun 2006 menyebutkan bahwa pembelajaran IPS adalah perpaduan dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti sosiologi, geografi, ekonomi dan sejarah.
2.      Dr. Nursid Sumaatmajda Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu mata pelajaran yang kajiannya fokus pada seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
3.      Somantri dalam (sapriya, 2008:9) pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu social dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.



Pengertian pendidikan IPS dalam konteks Indonesia
1.      Gagasan IPS di Indonesia banyak mengadopsi dan mengadaptasi dari sejumlah pemikiran perkembangan social studies yang terjadi diluar negeri terutama pada NCSS
2.      Pengertian pendidikan IPS yang pertama berlaku untuk pendidkan Dasar dan Menengah sedangkan yang kedua berlaku untuk PT. Penyederhanaan untuk pendidikan Dasar dan Menengah, dan seleksi untuk perguruan Tinggi.
Landasan PIPS
1.      Landasan Fisiologis
Memberikan gagasan pemikiran mendasar yang digunakan untuk menentukan obyek kajian dan dimensi pengembangan PIPS.
2.      Landasan Ideologis
Sebagai sistem gagasan mendasar untuk memberi pertimbangan dan menjawab pertanyaan.
3.      Landasan kemanusiaan
Memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan kaarakteristik ideal manusia sebagai sasaran proses pendidikan
4.      Landasan Politik
Memberikan gagasan mendasar untuk menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dan dari PIPS.
5.      Landasan sosiologis
Memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuasaan, aspirasi serta pola kehidupan masa depan melalui interaksi sosial yang akan membangun teori-teori PIPS sebagai disiplin ilmu.
6.      Landasan antropologis
Memberikan sistem gagasan mendasar dalam menentukan pola, sistem dan struktur pendidikan disiplin ilmu sehingga relevan dengan sistem dan stuktur perilaku manusia yang kompleks.
7.      Landasan psikologis
Memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan cara PIPS membangun stuktur tubuh disiplin pengetahuannya, baik tataran personal maupun komunal.
8.      Landasan religius
Memberikan sistem gagasan mendasar tentang nilai-nilai, norma, etika dan moral yang menjadi jiwa yang melandasi keseluruhan PIPS, khususnya pendidikan di Indonesia. 

Dimensi (ruang lingkup) dan struktur pendidikan IPS
1.      Dimensi knowledge (pengetahuan)
      Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman, perasaan, dan hubungan diantara intelektual/cara berfikir di dalam keberadaan lingkungan siswa, serta pembangunan rasa emosional diri siswa. Pengetahuan yang dipilih oleh seorang guru dapat berupa ide/pikiran, prinsip hidup, konsep, serta informasi dari sejumlah pengetahuan yang relevan dengan topik pembelajaran. Secara konseptual pengetahuan mencakup:
a.       Fakta adalah data yang spesifiktentang peristiwa, obyek, orang dan hal-hal yang terjadi (peristiwa)
b.      Konsep adalah kata-kata atau frase yang mengelompok, berkategori, dan memberi arti terhadap kelompok fakta yang berkaitan.
c.       Generalisasi adalah suatu pernyataan dari dua atau lebih konsep yang saling terkait.
2.      Dimensi keterampilan (skills)
      Kecakapan mengelolah dan menerapkan informasi merupakan keterampilan yang sangat penting untuk mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang mampu berpartisipasi secara cerdas dalam masyarakat demokratis. Oleh karena itu, dalam buku NCSS diuraikan sejumlah keterampilan yang diperlukan dalam proses pembelajaran yaitu:
a.       Keterampilan meneliti (acquiring information and manipulating data)
                        Pendidikan IPS harus di desain untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca, belajar, serta mencari informasi dengan menggunakan teknik metode ilmu sosial, serta kemampuan menggunakan komputer dan alat elektronik lainnya.
                        Secara umum penelitian mencakup sejumlah aktivitas sebagai berikut: mengidentifikasi dan mengungkapkan masalah atau isu, mengumpulkan dan mengolah data, menafsirkan data, menganalisis data, menilai bukti-bukti yang ditentukan, menyimpulkan, menerapkan hasil temuan dan konteks yang berbeda, dan membuat pertimbangan nilai.
b.      Keterampilan berkomunikasi (developing and presenting policies, argument, and stiries)
                        Keterampilan berkomunikasi merupakan aspek yang penting dari pendekatan pembelajaran IPS khususnya dalam inkuiri sosial. Para guru harus mendorong kemmpuan siswa untuk menulis, mengklasifikasi, menginterpretasi, menganalisis, merangkum, mengevaluasi dan mempresentasikan informasi dengan alasan-alasan yang baik demi mendukung pengambilan keputusan diantara kehidupan individu dan sosial.
c.       Keterampilan berpikir (constructing new knowledge)
                        Kemampuan berpikir dapat dilakukan dengan mendesain pembelajaran yang mendorong kemampuan siswa untuk memahami konsep/kategori informasi, hubungan dari sebab akibat, membedakan antara informasi dan pendapat, dan mengembangkan suatu cerita baru, model, gambar atau menambahkan pemahaman ide siswa dalam sebuah penelitian sosial.
                        Beberapa keterampilan berpikir yang perlu dikembangkan seorang guru untuk siswanya yaitu: mengkaji dan menilai data secara kritis, merencanakan, marumuskan faktor sebab dan akibat, memprediksi hasil dari sesuatu kegiatan atau peristiwa, menyarankan apa yang akan ditimbulkan dari suatu paristiwa atau perbuatan, curah pendapat (brainstorming), berspekulasi tentang masa depan, menyarankan berbagai solusi alternatif dan mengajukan pendapat dan perspektif yang berbeda.
d.      Keterampilan partisipasi sosial (participating groups)
                        Pembelajaran yang mendorong kemampuan siswa untuk membuat alasan pribadi di dalam kelompok, selalu mengingat tenggang rasa di dalam kelompok, berpartisipasi dalam proses negosiasi konflik dan menjaga posisi individu dalam kelompok.
                        Beberapa keteramilan partisipasi sosial yang perlu dibelajarkan oleh guru yaitu: mengidentifikasi akibat dari perbuatan dan pengaruh ucapan terhadap orang lain, menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada orang lain, berbuat efektif sebagai anggota kelompok, mengambil berbagai peran kelompok, menerima kritik dan saran, dan menyesuaikan kemampuan dengan tugas yang harus diselesaikan.
3.      Dimensi nilai dan sikap (values and attitudes)
      Seperangkat keyakinan atau prisip perilaku yang telah mempribadi dalam diri seseorang atau kelompok masyarakat tertentu yang terungkap ketika berpikir atau bertindak.
Nilai dapat dibedakan atas nilai substantive dan nilai prosedural
a.       Nilai subtantive adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan informasi semata.
b.      Nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai pendapat orang lai.
4.      Dimensi tindakan (action)
      Tindakan sosial merupakan dimensi PIPS yang penting karena tindakan dapat memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif.
Dimensi tindakan sosial untuk pmbelajaran IPS meliputi 3 model aktifitas yaitu:
a.       Percontohan kegiatan dalam memecahkan masalah di kelas seperti cara bernegosiasi dan bekerja sama.
b.      Berkomunikasi dengan anggota masyarakat yang dapat diciptakan misalnya dengan kelompok masyarakat pecinta lingkungan.
c.       Pengambilan keputusan dapat menjadi bagian kegiatan kelas, khususnya pada saat siswa diajak untuk melakukan inkuiri.

Kedudukan konsep Ilmu, Teknologi, dan Masyarakat dalam Pembelajaran IPS
                        Kedudukan konsep IPS yang akan banyak memengaruhi kegiatan pembelajaran IPS sehingga setiap guru dapat memahami tiga hal dengan baik. Remy (1990) mengemukakan bahwa pendidikan untuk warga negara yang baik sebagai salah satu tujuan dalam IPS semakin kompleks dan sulit dicapai akibat kemajuan dalam ilmu dan teknologi.
                        Menurut Remy, konsep ITM memberikan konstribusi secara langsung terhadap misi pokok IPS, khususnya dalam mempersiapkan warga negara sebagai berikut:
1.      Memehami ilmu pengetahuan di masyarakat
2.      Pengambilan keputusan warga negara
3.      Membuat koneksi antar pengetahuan
4.      Mengingatkan generasi pada sejarah bangsa-bangsa beradab
      Ide atau pemikiran tentang konsep ITM dimasukka ke dalam pembelajaran IPS terlebih dahulu berkembang di negara-negara Eropa (Barat) yang kemudian diadopsi oleh Amerika Serikat. Noris Harms melalui suatu studinya “Project Synthetis” mengemukakan IPA (Science) untuk persekolahan dengan tujuan sebagai berikut:
1.              IPA untuk memenuhi kebutuhan individu
2.              IPA untuk memecahkan persoalan kemasyarakan masa kini
3.              IPA untuk membantu dalam memilih karir
4.              IPA untuk mempersiapkan studi lanjutan
          ITM merupakan istilah yang diterapkan sebagai upaya dalam memberikan wawasan kepada siswa secara nyata untuk mengkaji ilmu pengetahuan. Konsep ITM mencakup keseluruhan tentang peristiwa-peristiwa kritis dalam proses pendidikan, meliputi tujuan, kurikulum, strategi pembelajaran, evaluasi dan persiapan penampilan guru.

Pendekatan dan srategi pembelajaran Ilmu, Teknologi, dan Masyarakat
                        Phillip Heath sebagaimana dipaparkan  kembali oleh Richart C. Remy (1990) mengemukakan tiga alternatif pendekatan atau strategi untuk mengembangkan ITM dalam pembelajaran IPS, yaitu:
1.              Infusi ITM kedalam mata pelajaran yang ada
2.              Perluasan mata pelajaran yang ada
3.              Pembuatan mata pelajaran yang baru
          Karakteristik dari program  terintegrai ITM dalam IPS yang berhasil. Menurut Heath (1990) sedikitnya ada empat kategori, yaitu:
1.              Hasilnya dinyatakan secara jelas
2.              Mengembangkan organisasi yang efektif
3.              Sistem dukungan
4.              Strategi instruksional

Pendidikan Global
          Pendidan global merupakan upaya untuk menanamkan suatu pandangan (perspektive) tentang dunia kepada para siswa dengan memfokuskan bahwa terdapat saling keterkaitan antar budaya, umat manusia dan kondisi planet bumi.
          Tujuan pendidikan global adalah untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk hidup secara efektif dalam dunia yang sumber daya alamnya semakin menipis dan ditandai oleh keragaman etis, pluralisme budaya dan semakin ketergantungan.
          National Council fot the Social Studies (NCSS, 1982) mengemukakan beberapa gejala atau fenomena proses globalisasi sebagai berikut:
1.      Adanya evolusi dalam sistem komunikasi dan tranportasi global
2.      Penggabungan perekonomian lokal, regional dan nasional menjadi perekonomian global
3.      Meningkatnya intensitas interaksi antar nasyarakat yang nenciptakan budaya global sebagai panduan dari budaya lokal, regional dan nasional yang beragam.
4.      Munculnya sistem nasional yang mengikis batas-batas tradisi politik internasional dan politik nasional
5.      Meningkatnya dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem di bumi
6.      Meningkatnya kesadaran global yang menumbuhkan kesadaran akan kedudukan manusia di bumi sebagai anggota makhluk manisia, sebagai         penduduk bumi dan sebagai anggota dalam sistem global

Materi pendidikan global
          Willard M. Kniep (1986) mengemukakan bahwa isi pendidikan global dirumuskan dari realitas sejarah dan kondisi saat ini yang menggambarkan dan menunjukkan dunia sebagai masyarakat global.
        Kniep (1986, h.437) meperkenalkan empat unsur kajian yang dianggap esensial dan mendasar bagi pendidikan global yaitu:
1.         Kajian tentang nilai manusia
2.         Kajian tentang sisten global
3.         Kajian tentang masalah-masalah dan isu-isu global
4.         Kajian tentang sejarah hubungan dan saling ketergantungan antarorang,      budaya dan bangsa


Kajian tentang nilai manusia
          Nilai-nilai yang dianut oleh banyak orang umumnya mencerminkan sikap dan keyakinan dan dibentuk oleh pengalamannya. Dalam pendidikan global khususnya, kita tertarik dengan nilai-nilai manusia universal yang melampauiidentitas kelompok dan memberikan konstribusi terhadap pandangan dunia dan perspektif kita yang unik.
1.      Nilai-nilai universal
    Pada akhir abad ke-20, masyarakat dunia telah merancang standaruniversal hubungan antar sesama manusia menurut keragaman dalam keyakinan beragama, dalam filsafat dan ideologi. Secara historis, hak asasi manusia merupakan jaminan hukum yang berasal dari seorang warga bangsa tertentu. Pada tahun 1948, PBB berhasil menetapkan The Universal Declaration of Human Right yang menegaskan bahwa seluruh umat manusia berhak atas hidup, kebebasan, pemilikan, kesamaan, keadilan, kebebasan beragama, kebebasan berbicara, majelis perdamaian dan perlindungan.
2.      Perbedaan nilai manusia
    Perbedaan budaya merupakan manivestasi dari adanya keragaman nilai dan perspektif diantara umat manusia. Perbedaan ini tercermin dalam perasaan, pilihan, sikap, gaya hidup, dan pandangan dunia tiap masyarakat.

Kajian tentang sistem global
1.      Sistem ekonomi
    Ekonomi global merupakan sisten yang sangat komleks yang menimbulkan saling ketergantungan lebih jauh dari sekedar hubungan sebab akibat antara konsumen dan produsen pada wilayah yang berbeda.
    Sistem ekonomi, khususnya ekonomi kapitalistik atau pasar adalah sistem yang motf ekonominya mengutamakan keuntungan semata.
2.      Sistem politik global
    Prioritas dan kebijakan yang diambil oleh penguasa Polit Biro negara komunis untuk rencana lima tahun mendatang dalam industrialisasi, pertanian, atau motif ekonomi kapitalis mempengaruhi kehidupan petani, pekerja, pemegang saham, dan para turis dinegara non-komunis.
3.      Sistem ekologi
    Planet tempat tinggal kita merupakan bidang batuan yang mengorbit mengelilingi matahari dan melayang dalam energi sinar menurut sistem tata surya.
4.      Sistam teknologi
    Teknologi modern bukan hanya mengubah cara hidup inividu, bekerja dan berhubungan dengan individu lain maupun dengan lingkungan, pengaruhnya secara dramatis mengubah geopolitik, ungsi ekonomi dunia, dan sistem ekologi global.

Kajian tentang masalah-masalah dan isu-isu global
1.      Isu-isu perdamaian dan keamanan
    Setiap tahun negara-negara di dunia menghabiskan dana sekitar $750 billion atau sekitar 6% GNP dunia untuk membayar persenjataan. Jumlah ini mendekati $150 perorang yang ada di bumi. Sejak perang dinia II, walaupun bukan satu negara saja yang berperang namun telah diumumkan bahwasedikitnya 160 konflik bersenjata telah terjadi hingga 16 juta jiwa meninggal dunia.

2.      Isu-isu pembangunan
    Studi isu-isu pembangunan memfokuskan pada sejumlah isu-isu dan masalah-masalah sekitar pelebaran kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin di dunia dan ketidakadilan serta penderitaan akibat dari kesenjangan.
3.      Isu-isu lingkungan
    Isu-isu lingkungan yang berkaitan dengan akibat eksploitasi sumber daya manusia dan pengelolaan kekayaan bumi: tanah, lautan dan unsur-unsur lainnya.
4.      Isu-isu hak asai manusia
    Setelah perang dunia ke II muncul perhatian yang besar terhadap hak asasi manusia di seluruh dunia, kepedulian ini akibat dari banyaknya kekejaman yang dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainnya selama peperangan. Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Manusia merupakan reaksi langsung terhadap peristiwa tersebut.

Kajian sejarah hubungan antarbangsa dan saling ketergantungan
          Perspektif sejarah yang meliputi evolusi nilai-nilai kemanusiaan yang berbeda-bedadan bersifat universal, pembangunan sejarah sistem global komtemporer, dan kondisi secara faktor penyebab munculnya isu-isu dan masalah-masalah global saat ini merupakan fondasi bagi pendidikan global. Sejarah dunia yang diajarkan adalah sejarah peradaban Barat atau pengaruh Barat terhadap dunia lainnya.
          Pada umumnya, pendekatan tradisional untuk mengkaji sejarah dunia masih sedikit mengungkap pengertian saling ketergantungan antar bangsa karena pendekatan ini tidak menekankan pada akar sejarah dari saling ketergantungan tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

About